Minggu, 12 Januari 2014

Kamu Lebih Tahu Urusan Duniamu

Dari Thalhah Bin ‘Ubaidillah ra, ia berkata, “Aku bersama Rosulullah berjalan melewati beberapa kebun kurma, Kemudian Rosulullah bertanya, “Apa yang mereka lakukan ?” Orang-orang sekitar pun menjawab, “Mereka menyerbukkan dengan menjadikan benih pejantan masuk kedalam benih betinanya, hingga jadilah penyerbukan””. Rosulullah bersabda “Aku menduga, Andai mereka meninggalkannya, mungkin lebih baik”, Lalu mereka membiarkannya, dan hasil kurmanya berkurang. Mereka bertanya kepada Nabi, dan Rosulullah pun bersabda “Apabila penyerbukan tersebut memang bermanfaat bagi mereka, maka lakukanlah sesungguhnya aku hanya menduga saja, janganlah kalian mengambil dugaan yang ku buat, Namun apabila aku mengabarkan pada kalian sesuatu yang datangnya dari Alloh, maka ambillah, sesungguhnya aku tidak akan pernah berbohong atas apa yang datang dari Alloh (dalam riwayat lain Rosulullah bersabda “KALIAN LEBIH TAHU URUSAN DUNIAMU)” (HR. Muslim)

Hikmah Hadits tersebut,

  1. Imam Nawawy dalam Syarh Muslim menyatakan wajibnya menjalankan perintah Nabi yang berkaitan dengan hukum-hukum syariat bukan apa yang yang dituturkan oleh Nabi yang berdasarkan dugaan ataupun pendapat yang bersifat pribadi (bukan bersumber dari wahyu) seperti dalam masalah-masalah pekerjaan, keterampilan dan urusan dunia lainnya.
  2. Dalam segala urusan dunia yang tidak berkaitan dengan hukum syariat (halal, haram, sah, rusak dll.) hendaknya seseorang berusaha untuk mendalaminya sendiri dengan mencoba dan melakukan berbagai percobaan (observasi) agar dapat meraih kesuksesan.
  3. Dalam urusan dunia yang tidak berkaitan dengan syariat, baik berupa profesi ataupun adat istiadat diperkenankan terjadi perubahan-perubahan dan pengembangan-pengembangan baru.
  4. Rosulullah adalah sosok yang hampir disetiap waktunya tidak pernah berpaling dari urusan akhirat sehingga saat ditanya tentang urusan duniawi bisa saja beliau keliru sebagaimana manusia pada umumnya, atau beliau menjawabnya dengan “Kalian lebih tahu urusan duniamu”.
  5. Pentingnya menimbang pengalaman dari orang lain, berdiskusi, bermusyawarah karena kekurangan manusia bisa tertutupi oleh kelebihan selainnya dalam setiap permasalahan baik duniwi ataupun ukhrawy sebagaimana yang diperintahkan oleh Alloh
  6. “Dan bermusyawarahlah kalian dalam setiap perkara (keduniawiaan)” (QS. Ali Imron, 159)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar